Pentingnya Filsafat Sebagai Ilmu Kritis

Selasa, 7 Mei 2019 14:20 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Pentingnya filsafat dalam menangkal hoax

Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran; manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang sudah ada maka mereka selalu berusaha mencari kebenaran yang sesungguhnya—tentu dengan mengajukan pertanyaan yang relevan terlebih dahulu. Dengan mudahnya akses mencari informasi menyebabkan mudahnya pula peredaran berita bohong (hoax) di masyarakat. Apabila tidak dibekali dengan berpikir filsafat maka orang akan dengan mudah terpengaruh.

Untuk itulah setiap manusia harus dapat berpikir filsafat dalam menghadapi segala realitas kehidupan ini yang menjadkan filsafat harus dipelajari. Berpikir filsafat ini sendiri adalah termasuk kegiatan berpikir tetapi tidak semua orang yang berpikir itu mesti berfilsafat.Hanya saja berpikir filsafat itu berpikir dengan ciri-ciri tertentu yaitu 1) Radikal yaitu berpikir sampai ke akar-akarnya.2) Universal adalah berpikir tentang hal-hal serta proses-proses bersifat umum.3) Konseptual.4) Koheren dan konsisten.5) Sistematik.6)Komprehensif .7) Bebas merupakan suatu hasil pemikiran yang bebas. 8) Pemikiran yang bertanggungjawab.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Filsafat merupakan sebuah disiplin ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaan.Kebijaksanaan merupakan titik ideal dalam kehidupan manusia, karena ia dapat menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan kemanusiaan yang tinggi (actus humanus), bukan asal bertindak sabagaimana yang biasa dilakukan manusia (actus homoni). Kebijaksanaan tidaklah dapat dicapai dengan jalan biasa, ia memerlukan langkah-langkah tertenu, khusus, istimewa. Beberapa langkah menuju ke arah kebijaksanaan itu antara lain: 1) bersikap kritis terhadap kepercayaan dan sikap/tindakan yang umum, 2) berusaha untuk memadukan (sintesis) hasil bermacam-macam sains dan pengalaman manusia itu sendiri 3) mempelajari dan mencermati jalan pemikiran para filsuf dan meletakkannya sebagai pisau analisis untuk memecahkan masalah kehidupan yang berkembang dalam kehidupan konkrit, sejauh pemikiran itu memang relevan dengan situasi yang kita hadapi, 4) menelusuri hikmah yang terkandung dalam ajaran agama, sebab agama merupakan sumber kebijaksanaan hidup manusia.

Selain itu, filsafat juga merupakan ilmu yang menyelidiki hal-hal mendasar dan menyeluruh. Berbeda dengan cabang ilmu lainnya, Ia terus-menerus mempertanyakan dan berupaya menjawab berbagai macam permasalahan yang tak dapat dijawab oleh cabang ilmu lainnya,(contohnya dalam ilmu politik kadang seorang manusia tanpa landasan dasar politik, moral dan etika yang benar akan membenarkan tujuan politiknya dan melakukan apa saja dalam proses mencapainya. Filsafat mengembalikan karakter manusiawi kehidupan yang kerap dikotori oleh rupa-rupa manipulasi dari aneka pola pikir manipulaitif yang berkaitan dengan politik. Filsafat menjaga individu tetatp dalam pola berpikir rasional dan mendalam serta mengedepankan kemandirian dan tanggung jawab pribadi dan selalu bertunduk kepada kebenaran) dan juga pertanyaan lintas ilmu secara rasional dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, filsafat tidak dapat tidak untuk bersifat kritis. Kritis di sini dalam artian terus menerus bertanya—mempertanyakan hal-hal di luar dirinya (lingkup ilmu khusus) dan juga secara internal mempertanyakan diri sendiri, sehingga tidak berhenti pada sebuah klaim kebenaran—tentang hal-hal fundamental dan mencari jawaban secara rasional dan bertanggung jawab.

Menurut Franz Magnis Suseno, sifat kritis merupakan tuntutan internal dari berpikir filosofis itu sendiri. Filsuf harus selalu kritis, bertanya dan mencari jawaban-jawaban rasional. Di sinilah terletak tanggung jawab filsafat, yakni dimana Filsafat secara kritis terus menerus mempertanyakan dan juga harus berani menawarkan jawaban-jawaban rasionalnya bagi permasalahan-permasalahan manusia.  Dalam hal ini, filsafat juga terbuka terhadap segala kritik yang menyangkal jawabannya dan berani mengajukan argumentasi rasional secara objektif, sehingga jawaban yang diberikan bisa dimengerti secara intersubjektif.

Kemudian, filsafat sebagai ilmu kritis dapat dilihat dalam dua sisi, secara eksternal dan internal. Secara eksternal, filsafat tidak pernah berhenti mengajak ilmu-ilmu lain beranjak dari kemapanannya (mencari hal yang “lebih tinggi”). Secara internal, filsafat tidak pernah berhenti pada sebuah klaim kebenaran. Selain itu, filsafat juga berperan dalam kritik ideologi sekaligus kritik politis.

 

Referensi :

Bachtiar, M.A, Prof. Dr. Amtsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Magnis-Suseno,Franz.1992.Filsafat sebagai Ilmu Kritis.Yogyakarta:

Kanisius, 1992.

Munir,Misnal. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suriasumantri, Jujun. S. 2003. “ Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta

:Pustaka Sinar Harapan.

Tafsir,Ahmad.2009.Filsafat Ilmu.Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.

 

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Alit Bagas Wijayanto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Apa itu Politik Ijon ?

Selasa, 7 Mei 2019 14:22 WIB
img-content

Pentingnya Filsafat Sebagai Ilmu Kritis

Selasa, 7 Mei 2019 14:20 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler